Jakarta – Kementerian Kesehatan menyebutkan implementasi teknologi nyamuk dengan bakteri wolbachia berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah. Hal tersebut dapat dilihat dari angka kasus demam berdarah di Yogyakarta yang mengalami penurunan.
”Begitu (implementasi Wolbachia) terjadi di Yogya dan kenapa kita senang karena pendekatannya ilmiah, sistematis, dan terstruktur.
Bakteri wolbachia ini di nyamuk pun ada, jadi bukan sesuatu yang dibikin-bikin,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikn pada Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI terkait Implementasi Wolbachia di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Menkes menjelaskan, untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil menurunkan incidence rate demam berdarah di bawah standar WHO, yaitu 1,94 per 100 ribu penduduk data pada Juli 2023 dengan mengimplementasikan teknologi Wolbachia. WHO menetapkan standar untuk incidence rate atau frekuensi kesakitan sebesar 10 per 100 ribu penduduk.